Mengenai Saya

Foto saya
Pangkalan Balai, Palembang, Indonesia

Desa Siaga Durian Daun

Selasa, 11 Januari 2011


Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal merupakan pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang pengobatan.
Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum dikenal, penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum dikenal dengan herbal sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat. Tetapi lambat laun tersingkirkan karena pengaruh perkembangan pengobatan kedokteran yang pesat dan menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan saja.
Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu lampau sudah banyak terbukti keampuhan dan khasiat herbal, dan disamping itu lebih murah meriah dan efek samping yang ditimbulkan sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih banyak masyarakat kita yang meragukan khasiat herbal.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenapa herbal tidak bekerja dengan efektif, diantaranya adalah penyajian yang salah, dosis yang tidak tepat, waktu minum yang tidak tepat, dan terutama ketidak sabaran pemakainya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi herbal, yakni:
  1. Pencucian tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih.
  2. Segeralah pergunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan. Bilamana bahan dasarnya besar atau tebal, lebih baik dipotong-potong tipis agar saat perebusan zat-zat yang terkandung didalamnya mudah keluar dan meresap dalam air rebusan. Bilamana anda akan menyimpan herbal, maka keringkan lebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk) dan pengeringan dapat langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung.
  3. Seduh langsung bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) dengan air panas atau mendidih.
  4. Bilamana menggunakan bahan yang keras dan sukar diekstrak, maka lebih baik dihancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum memasukkan bahan lain.
  5. Pergunakan air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya untuk merebus. Harus dipastikan bahwa jumlahnya cukup sehingga seluruh bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3cm.
  6. Untuk merebus bahan berkhasiat obat, pergunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci beling. Jangan menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan karena logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide yang bisa terlarut karena proses pemanasan. Dan selama perbusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.
  7. Gunakan api sesuia dengan jenis herbal yang direbus. Yakni: Api kecil: bilamana anda gunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum, seperti ginseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya terserap kedalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam). Api kecil dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar kandungan toksinnya berkurang. Jenis Api besar: anda pergunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Bilamana anda mengatur api sesuai dengan kebutuhan maka kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan yang berlebihan.
  8. Bilamana tidak ada ketentuan lain yang disyaratkan, perebusan dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula, misalnya 1000 cc menjadi 500 cc. Bilamana bahan yanbg direbus kebanyakan berupa bahan keras, seperti biji atau batang maka air rebusan disisakan sepertiganya.
  9. Bilamana mengandung bahan kering, umumnya dosis takarannya adalah setengah dari jumlah bahan segar.
  10. Harus anda pastikan dosis tumbuhan obat sesuai dengan yang dianjurkan. Pada umumnya, 1 resep tumbuhan obat dibagi untuk 2 kali minum sehari.
  11. Sebaiknya minum rebusan sari tumbuhan obat dalam keadaan hangat dan setelahnya pakai baju tebal atau selimut. Tetapi untuk jenis herbal tertentu, seperti rebusan biji pinang harus diminum dingin untuk menghindari kotraksi dengan lambung yang mengakibatkan mual, muntah, dan kram perut.
  12. Pada umumnya, rebusan herbal diminum sebelum makan agar mudah terserap. Namun, untuk ramuan obat yang dapat merangsang lambung, minum setelah makan. Minumlah ramuan obat yang berkhasiat sebagai penguat atau tonikum pada waktu pagi hari sewaktu perut kosong. Sedangkan untuk ramuan yang berkhasiat sebagai penenang, misalnya untuk insomnia, minum menjelang tidur.
  13. Lakukan pengobatan secara teratur dan sabar. Perlu anda ketahui bahwa pengobatan herbal membutuhkan kesabaran karena tidak langsung terasa manfaatnya, tetapi bersifat konstruktirf (memperbaiki/ membangun). Berbeda dengan efek obat kimiawi memang terasa cepat, tetapi bersifat desktruktif. Oleh karena sifat tersebut maka herbal tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama penyakit-penyakit infeksi yang bersifat akut (medadak), seperti demam berdarah, muntaber, dan lainnya yang harus segera mendapat pertolongan medis. Yang perlu diingat lagi adalah bahwa tanaman obat lebih diutamakan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang bersifat kronis (menahun).
  14. Pemakaian atau Pengobatan herbal dapat dikombinasikan dengan obat kimiawi, terutama untuk penyakit kronis yang susah disembuhkan, seperti kanker agar diperoleh hasil pengobatan yang lebih efektif dengan aturan minum obat herbal sekitar 2 jam setelah pemakaian obat
Obat herbal tradisional yang selama ini diturunkan oleh nenek moyang kita turun–menurun seperti kunyit ternyata mengandung manfaat yang luar biasa bagi sistem metabolisme kita. Obat herbal tradisional memiliki keunggulan yang lebih daripada obat biasa, karena memiliki kemampuan untuk dalam memperbaiki aktivitas biomolekuler tubuh. Kemampuan ini ada karena tanaman obat tradisional dapat melakukan biosintesis kombinasi dari senyawa metabolit sekundernya. Obat herbal tradisional dapat meingkatkan dan memperbaiki ekspresi gen dalam tubuh. Saat ekspresi gen meningkat dan menjadi lebih baik, hormon dan sistem imun tubuh akan bekerja lebih optimal. Obat Herbal bukan hanya mengobati tapi menyembuhkan. Obat yang terbuat dari bahan kimia biasa tidak memberikan kesembuhan total karena hanya memperbaiki beberapa fungsi sistem tubuh. Sebaliknya, obat herbal tradisional memiliki kemampuan memperbaiki keseluruhan sistem, karena bekerja dalam lingkup sel dan molekuler

Kehebatan obat herbal tradisional bukan tanpa kendala. Regulasi pemerintah mengenai obat herbal tradisional masih belum ada. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai penggunaan obat jenis belum merata. Ini terjadi karena sebagian besar dokter di Indonesia masih menggunakan obat yang terbuat dari bahan kimia dan cenderung menyepelekan obat herbal tradisional, seperti jamu. Belum lagi ketidakpercayaan industri obat dan pasien terhadap obat herbal tradisional, karena tidak adanya uji coba klinik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar