Mengenai Saya

Foto saya
Pangkalan Balai, Palembang, Indonesia

Desa Siaga Durian Daun

Sabtu, 14 April 2012


Madu dan Cinnamon - Duet Super Sehat

Written by  Zoom-Indonesia
Rate this item
(0 votes)
weheartitMadu adalah satu-satunya makanan di planet ini yang tidak akan rusak atau membusuk. Dan jika dikonsumsi dalam takaran yang benar, tidak akan menyakiti penderita diabetes, dan dapat dipakai sebagai obat tanpa efek samping untuk setiap jenis penyakit.
Dunia Weekly News, sebuah majalah di Kanada, telah memberikan daftar penyakit yang dapat disembuhkan dengan madu dan cinnamon (kayu manis) sesuai dengan riset para ilmuwan barat. Ini beberapa diantaranya:
Infeksi Kandung Kemih
Campur dua sendok makan bubuk kayu manis dan satu sendok teh madu dalam segelas air hangat dan meminumnya. Ini bisa menghancurkan kuman-kuman dalam kandung kemih.
Kolesterol
Dua sendok makan madu dan tiga sendok teh bubuk kayu manis dicampur dalam 16 ons air teh, untuk mengurangi tingkat kolesterol dalam darah sebesar 10 persen dalam waktu dua jam. Dan madu murni yang dikonsumsi bersama makanan setiap hari bisa menyembuhkan keluhan kolesterol.
Pilek
Anda yang menderita flu berat harus mengonsumsi satu sendok makan madu yang sudah dihangatkan dengan ¼ sendok bubuk kayu manis setiap hari selama tiga hari. Proses ini akan menyembuhkan batuk yang paling kronis, flu dan sinus.
Jerawat
Tiga sendok makan madu dan satu sendok teh pasta bubuk kayu manis. Oleskan pasta ini pada jerawat sebelum tidur dan bersihkan keesokan paginya dengan air hangat. Jika dilakukan setiap hari selama dua minggu, bisa menghilangkan jerawat hingga ke akarnya.
Perut Kembung
Menurut penelitian yang dilakukan di India dan Jepang, jika madu diminum bersama bubuk kayu manis bisa melegakan perut kembung.
Sistem kekebalan tubuh
Para ilmuwan telah menemukan bahwa madu memiliki berbagai vitamin dan zat besi dalam jumlah besar. Penggunaan konstan madu memperkuat sel darah putih untuk melawan bakteri dan virus.
Kanker
Penelitian terbaru di Jepang dan Australia telah mengungkapkan bahwa kanker lanjutan dari perut dan tulang bisa disembuhkan. Pasien harus mengonsumsi satu sendok makan madu dengan satu sendok teh bubuk kayu manis selama satu bulan, tiga kali sehari.
Kelelahan
Setengah sendok makan madu yang diminum bersama segelas air dan ditaburi bubuk kayu manis, yang diminum pagi setelah gosok gigi dan sore hari sekitar jam 3 sore, dapat meningkatkan vitalitas tubuh dalam seminggu. 
Bau napas tak sedap
Orang-orang Amerika Selatan, hal pertama yang mereka lakukan di pagi hari adalah berkumur dengan satu sendok teh madu dan bubuk kayu manis yang dicampur dalam air hangat, sehingga nafas tetap segar sepanjang hari.
Satu tips berguna ketika madu Anda ‘mengkristal’ ketika disimpan dalam tempat gelap dan dingin untuk waktu yang lama:
  1. Longgarkan tutupnya;
  2. Rebuslah air, dan masukkan wadah madu dalam air panas;
  3. Matikan api dan biarkan madu mencair. Jangan pernah langsung merebus madu atau meletakkannya di microwave, karena akan membunuh enzim dalam madu.

Patologi Ilmu

A.    Pengertian Patologi
Patologi adalah ilmu atau studi mengenai penyakit. Dalam maknanya yang paling luas, patologi secara harfiah adalah biologi abnormal. Studi mengenai proses-proses biologic yang tidak sesuai, atau studi mengenai individu yang sakit atau terganggu. Sebagai suatu ilmu biologic dasar patologi mencakup bidang-bidang seperti patologi tanaman, patologi serangga, patologi kedokteran hewan dan patologi komparatif, serta patologi manusia.
Dalam konteks kedokteran manusia, patologi tidak hanya merupakan ilmu dasar atau teoritik, tetapi juga merupakan spesialisasi kedokteran klinis.
Patologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan karena perubahan struktur dan fungsi dari sel dan jaringan tubuh. Keadaan tubuh yang sakit disebabkan karena adanya gangguna yang menyebabkan menimbulkan sakit. Kerusakan atau gangguan terdapat pada sel dan jaringan tubuh atau fungsi yang menyimpang menggangggu tubuh sebagian dan seluruhnya.
Patologi adalah cabang ilmu pengobatan yang berkaitan dengan sebab-sebab penyakit dan prosesnya serta pengaruhnya terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia. Semua dokter terlibat secara luas dengan ilmu patologi, tetapi patologi secara khusus mengkaji proses penyakit dengan pengujian terhadap jaringan-jaringan dan cairan-cairan tubuh yang ditemukan selama pembedahan atau autopsy.
Dua cabang besar patologi adalah patologi jaringan atau patologi anatomis dan patologi klinis. Patologi anatomi didasarkan pada pengujian organ-organ dan jaringan-jaringan secara langsung untuk menentukan sifat, tingkat dan ramalan terhadap penyakit pasien, seperti dalam biopsy atau untuk menjelaskan sebab-sebab kematian pasien dalam suatu autopsy. Patologi klinis melibatkan prosedur-prosedur laboratorium untuk menentukan pemusatan berbagai zat biokimia di dalam cairan tubuh, kumpulan sel-sel dan bentuk-bentuknya di dalam darah, sumsum tulang, dan jaringan-jaringan lain, fungsi-fungsi organ seperti hati, ginjal, status sistem kekebalan, dan identifikasi organisma-organisma yang menular.

Menurut Chaplin, Patologi (pathology) adalah pengetahuan tentang penyakit atau gangguan. Atau, satu kondisi penyakit atau gangguan. Sedang psikopatologi (psychopathology) adalah cabang psikologi yang berkepentingan untuk menyelidiki penyakit atau gangguan mental dan gejala-gejala abnormal lainnya.
Peran patologi ialah sebagai penghubung antara ilmu kedokteran dasar dan ilmu kedoktran klinis. Berfungsi sebagai jembatan yang merupakan titian bagi seorang dokter dalam upaya menyembuhkan suatu penyakit pada pasien. Ketepatan diagnosis dan pengobatan atau kemampuan membuat keputusan yang tepat dari suatu pengamatan. tentang penyakit bergantung kepada pijakan patologi yang akan menentukan kapan dan bagaimana seorang dokter mempergunakan kecakapannya untuk menyembuhkan pasien.
Kedudukan Patologi di dalam ilmu kedokteran diibaratkan sebagai batang dan cabang dari suatu pohon ilmu kedokteran yang akarnya ialah ilmu dasar dan daunnya ialah praktek klinis.
Patologi Anatomik merupakan bagian dari ilmu Patologi yang menelaah perubahan morfologi dan fungsi sel atau jaringan tubuh pada penyakit dan meliputi histopatologi, sitopatologi, histokimia, imunologi.

B.    Pembagian Patologi

Patologi meliputi 3 bagiann:
  1. Menyelidiki berbagai sebab dan tejadinya penyakit, pathogenesis.
  2. Menyelidiki perubahan yang terjadi dalam tubuh (morfologi), dapat diselidiki dengan secara :
    1. Anatomi     : Patologi Anatomi
    2. Histologi    : Patologi Histologi
    3. Sitologi    : Patologi Sistologi
  3. Menyelidiki fungsi tubuh yang mengalami gangguan atau kelainan (sakit)
    1. Sistemik disease : penyakit yang menyerang seluruh tubuh
    2. Organic disease : penyakit yang menyerang sebagian tubuh

C.    Cabang Patologi

a.    Patologi bedah
Patologi bedah adalah daerah praktek terpenting dan memakan waktu bagi kebanyakan patolog anatomi. Patologi bedah melibatkan pemeriksaan kasar dan mikroskopik spesimen bedah, seperti biopsi yang dibawa oleh dokter bukan bedah seperti dokter penyakit dalam, kulit, dan radiolog intervensi.

b.    Sitopatologi
Sitopatologi adalah cabang ilmu patologi anatomi yang berurusan dengan pemeriksaan mikroskopis atas sel seseorang secara keseluruhan yang diperoleh dari usapan atau aspirasi jarum tajam. Sitopatolog dilatih untuk melakukan aspirasi jarum tajam dari organ, massa, ataupun kista yang terletak di permukaan, dan sering bisa memuat diagnosis segera dalam kehadiran pasien dan dokter yang mengajukan konsul. Dalam kasus uji tapis seperti apus Papanicolaou, sitoteknolog yang bukan dokter sering diminta melakukan tinjauan awal, dengan kasus yang satu-satunya positif maupun tak pasti yang diuji oleh patolog.

c.    Patologi molekuler
Patologi molekuler adalah cabang ilmu yang tumbuh dalam patologi anatomi yang berfokus pada penggunakan teknik berdasar asam nukleat seperti hibridisasi in situ, reaksi berantai polimerase transkriptase balik, dan mikroarray asam nukleat untuk studi penyakit khusus pada jaringan dan sel. Patologi molekuler menerima beberapa aspek praktis patologi anatomi dan klinik, dan terkadang dianggap bidang "lintas ilmu".

d.    Patologi autopsi
Patolog anatomi umum dilatih melakukan autopsi, yang digunakan untuk menentukan berbagai faktor yang menyebabkan kematian seseorang. Otopsi penting dalam pendidikan medis para klinikus, dan dalam usaha untuk memperbaiki dan memverifikasi kualitas perawatan medis. Diener adalah tokoh bukan dokter yang membantu patolog pada porsi otopsi diseksi kasar. Otopsi mewakili kurang dari 10% beban kerja patolog di Amerika Serikat.[2] Namun, autopsi adalah pusat persepsi publik di bidang ini, khususnya karena penggambaran patolog di acara televisi seperti Quincy, M.E. dan Silent Witness.

e.    Patologi forensik
Patolog forensik menerima pendidikan subspesialis dalam menentukan penyebab kematian dan informasi lain yang relevan secara hukum dari tubuh seseorang yang mati dalam keadaan non-medis maupun kemungkinan kejahatan. Autopsi mencakup kebanyakan, namun tak semua kerja patolog forensik yang berpraktek, dan patolog forensik adakalanya berkonsultasi untuk memeriksa yang selamat dari serangan kejahatan.

f.    Patologi Anatomi
Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh.
Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di banyak negeri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.

Patolog anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.

Prosedur yang digunakan dalam patologi anatomi termasuk:
  • Pemeriksaan kasar – pemeriksaan jaringan yang sakit dengan mata telanjang, yang khususnya penting untuk fragmen jaringan yang besar, karena penyakit itu sering dapat dikenali secara visual. Pada tingkat ini jualah patolog memilih daerah yang akan diproses untuk histopatologi. Kadang-kadang mata dapat diberi suryakanta atau mikroskop stereo, khususnya saat memeriksa organisme parasit.
  • Histopatologi – pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologis. Cat standar adalah hematoksilin dan eosin, namun lainnya juga ada. Pemakaian kaca mikroskop yang dicat dengan hematoksilin dan eosin untuk menyediakan diagnosis spesifik berdasarkan pada morfologi dianggap sebagai keahlian inti patologi anatomi. Ilmu yang mempelajari pengecatan bagian jaringan disebut histokimia.
  • Imunohistokimia – menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu.
  • Hibridisasi in situ – molekul DNA dan RNA spesifik dapat dikenali pada bagian yang menggunakan teknik ini. Bila probe dilabeli dengan celupan berpendar, teknik ini disebut FISH.
  • Sitopatologi – pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik sitologi.
  • Mikroskopi elektron – pemeriksaan jaringan dengan mikroskop elektron, yang memungkinkan pembesaran yang jauh lebih besar, memungkinkan visualisasi organel dalam sel. Penggunaannya telah banyak digantikan oleh imunohistokimia, tapi sering diumumkan untuk tugas tertentu, termasuk diagnosis penyakit ginjal dan pengenalan sindrom silia imotil di antara lainnya.
  • Sitogenetika jaringan - visualisasi kromosom untuk mengenali cacat genetik seperti translokasi kromosom.
  • Imunofenotipe arus - penentuan imunofenotipe sel menggunakan teknik sitometri arus. Amat berguna untuk mendiagnosis jenis-jenis leukemia dan limfoma yang berbeda.


KESIMPULAN
Patologi adalah cabang ilmu pengobatan yang berkaitan dengan sebab-sebab penyakit dan prosesnya serta pengaruhnya terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia.
Dua cabang besar patologi adalah patologi jaringan atau patologi anatomis dan patologi klinis.
Peran patologi ialah sebagai penghubung antara ilmu kedokteran dasar dan ilmu kedoktran klinis. Berfungsi sebagai jembatan yang merupakan titian bagi seorang dokter dalam upaya menyembuhkan suatu penyakit pada pasien.

Patologi meliputi 3 bagiann:
  1. Menyelidiki berbagai sebab dan tejadinya penyakit, pathogenesis.
  2. Menyelidiki perubahan yang terjadi dalam tubuh (morfologi)
  3. Menyelidiki fungsi tubuh yang mengalami gangguan atau kelainan (sakit)
Cabang patologi meliputi
  • Patologi bedah
  • Sitopatologi
  • Patologi molekular
  • Patologi forensic
  • Patologi anatomi
  • Patologi autopsy

AsKep Anak dengan Anemia

Menurut definisi, anemia adalah pengurangan julmal sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volum pada sel darah merah (hematokrit) /100 ml darah (price, 1996).

Etiologi
Berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk eritropoisis, seperti : asam folat, vitamin b12 dan besi. Produksi sel darah merah juga dapat turun apabila sumsum tulang tertekan(oleh tumor atau obat) atau rangsangan yang tidak memadai karena kekurangan eritropoitin. Peningkatan penghancuran sel darah merah dapat terjadi akibat aktivitas sistem retikuloendotelial yang berlebihan.

Klasifikasi Anemia
 
A. Anemia Defisiensi Besi

    Anemia defisiensi besi adalah anemia yag disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit
     
    Etiologi
    • Asupan besi yang kurang pada jeniis makanan Fe non-heme, muntah berulang pada bayi, dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna
    • Malabsorbsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEM)
    • Kehilangan atau pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis seperti pada diventrikulum Meckel, poliposis usus, alergi susu sapi, dan infestasi cacing
    • Kebutuhan besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan yang cepat pada bayi dan anak, infeksi akut berulang, dan infeksi menahun
    • Depo besi yang kurang seperti pada berat badan lahir rendah, kembar
    • Kombinasi dari etiologi di atas
     
    Faktor Predisposisi
    • Status hematologic wanita hamil
    • Berat badan lahir rendah
    • Partus , dimana terjadi kelahiran abnormal dan pengikatan tali pusar terlalu dini
    • Pemberian makanan yang tidak adekuat karena ketidaktahuan ibu, perilaku pemberian makan, keadaan social, jenis makanan
    • Infeksi menahun dan infeksi akut berlangsung
    • Infestasi parasit, seperti ankilostoma, trichuris trichiura, dan amuba
     
    Manifestasi Klinis
    Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, mudah lelah, pucat, sakit kepala, atau iritabel. Pucat terlihat pada mokusa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku, dan konjungtiva. Papil lidah atrofi, jantung agak membesar. Tidak ada pembesaran limpa dan hati, serta tidak terdapat iastesis hemoragik.

    Pemeriksaan Penunjang
    Kadar hemoglobin kurang dari 10g/dl, mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target, serum iron (SI) rendah, dan Iron Binding Capasity (IBC) meningkat.
    Hasil pemeriksaan sumsum tulang sistem eritropoitek hiperaktif dengan sel normoblas poikromatofil yang predominan.

    Diagnosis
    Ditegakkan atas dasar ditemukannyapenyebab defisiensi besi dari anamnesis dan secara klinis didapatkan pucat tanpa organomegali, gambaran erirosit mikrositik hipokrom, Si rendah, dan IBC meningkat, tidak terdapat besi dalam sumsum tulang, dan bereaksi baik terhadap pengobatan dengan preparat besi.

    Penatalaksanaan
    1. Pengobatan kausal
    2. Makanan yang adekuat
    3. Pemberian preparat besi (sulfas perosus) 3 x 10 mg/ kg BB perhari
    4. Tranfusi darah diberikan bila Hb kurang 5 gr/dl dan disertai dengan keadaan buruk
    B. Anemia Aplastik

    Merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hematopoitik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit akibat terhentinya pembentukan sel hemopoitik dalam sumsum tulang.

    Etiologi
    • Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosepali, strabismus, anomaly jari, kelainan ginjal, dsb.
    • Faktor didapat : bahan kimia (benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb, ), obat, radiasi, faktor individu, infeksi, keganasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin dan idiopatik.

    Manifestasi Klinis
    Pucat, lemah, perdarahan, demam, tanpa organomegali.

    Pemeriksaan Penunjang
    Gambaran darah tepimenunjukkan transitopenia dan limpositosis relative. Dari pemeriksaan sumsum tulang didapatkan yaitu gambaran sel sangat kurang, banyak jaringan penyokong dan jaringan lemak, aplasia sistem eritopoitik, granulopoitik, dan trombopoitik.

    Diagnosis
    Ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan sumsum tulang.

    Diagnosis Banding
    Purpura trombositopenia idiopatik (PTI). Autoimun trombositopenia purpura (ATP), leukemia akut aleukemik, leukemia akut stadium praleukemik.

    Penatalaksanaan
    • Medikamentosa : kombinasi prednisone (2-5mg/kg berat badan perhari peroral) dan testosterone (1-2 mg/kg BB perhari parenteral) memberikan angka mortalitas 40 – 50 % sedangakan angka ini dengan pemberian kombinasi prednisone denagn oksimetolon (1 – 2 mg/kg BB perhari peroral) adalah 30 – 40 %.
    • Tranfusi darah hanya diberikan bila diperlukan karena tranfusi darah yang terlampau sering dapat menekan sumsum tulang atau menyebabkan timbulnya reaksi hemolitik.
    • Pengobatan infeksi sekunder : sebaiknya anak diisolasi dalam ruang suci hama, pilih antibiotic yang tidak mendepresi sumsum tulang.
    • Makanan : disesuaikan dengan keadaan anak, umumnya diberikan makanan lunak
    • Istirahat : untuk mencegah pendarahan, terutama perdarahan otak
    • Menghindari bahan kimia yang diduga sebagai penyebab.

    Prognosis
    Prognosis yang lebih baik ditunjukkan oleh kadar HbF yang lebih dari 200mg%, jumlah granulosit lebih dari 2000/mm3, dan pencegahan infeksi sekunder yang baik. Gambaran sumsum tulang yang hiposeluler memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan yang aseluler.

    Asuhan Keperawatan Anemia

    Pengkajian 
    1. Aktivitas / Istirahat
      • Keletihan, kelemahan otot, malaise umum
      • Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
      • Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat
      • Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
      • Ataksia, tubuh tidak tegak
      • Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan keletihan
    2. Sirkulasi
      • Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI
      • Palpitasi (takikardia kompensasi)
      • Hipotensi postural
      • Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T
      • Bunyi jantung murmur sistolik
      • Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku
      • Sclera biru atau putih seperti mutiara
      • Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonsriksi kompensasi)
      •  Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
      • Rambut kering, mudah putus, menipis
    3. Eliminasi
      • Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
      • Flatulen, sindrom malabsorpsi
      • Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
      • Diare atau konstipasi
      • Penurunan haluaran urine
      • Distensi abdomen
    4. Makanan / cairan
      • Penurunan masukan diet
      • Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
      • Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
      • Adanya penurunan berat badan
      • Membrane mukusa kering,pucat
      • Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic
      • Stomatitis
      • Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
    5. Neurosensori
      • Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
      • Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
      • Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
      • Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
      • Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
      • Hemoragis retina
      • Epistaksis
      • Gangguan koordinasi, ataksia
    6. Nyeri/kenyamanan
      • Nyeri abdomen samar, sakit kepala
    7. Pernapasan
      • Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
      • Takipnea, ortopnea dan dispnea

    Diagnosa Keperawatan

    Perubahan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam anak menunjukkan perfusi yang adekuat
    Kriteria Hasil :
    • Tanda-tanda vital stabil
    • Membran mukosa berwarna merah muda
    • Pengisian kapiler
    • Haluaran urine adekuat
    Intervensi :
    IntervensiRasional
    Ukur tanda-tanda vital, observasi pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kukumemberikan informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan dan membantu kebutuhan intervensi.
    Auskultasi bunyi napasdispnea, gemericik menunjukkan CHF karena regangan jantung lama/peningkatan kopensasi curah jantung.
    Observasi keluhan nyeri dada, palpitasiiskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko infark.
    Evaluasi respon verbal melambat, agitasi, gangguan memori, bingungmengindikasikan gangguan perfusi serebral karena hipoksia
    Evaluasi keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh supaya tetap hangat.vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer
    Observasi hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkapmengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.
    Berikan transfusi darah lengkap/packed sesuai indikasimeningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk mengurangi resiko perdarahan
    Berikan oksigen sesuai indikasimemaksimalkan transpor oksigen ke jaringan
    Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi.transplantasi sumsum tulang dilakukan pada kegagalan sumsum tulang/ anemia aplastik.


    Diagnosa Keperawatan

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah (SDM) normal.
    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu mempertahankan berat badan yang stabil
    Kriteria Hasil :
    • Asupan nutrisi adekuat
    • Berat badan normal
    • Nilai laboratorium dalam batas normal Albumin : 4 – 5,8 g/dL
    • Hb : 11 – 16 g/dL
    • Ht : 31 – 43 %
    • Trombosit : 150.000 – 400.000 µL
    • Eritrosit : 3,8 – 5,5 x 1012
    Intervensi :
    IntervensiRasional
    Observasi dan catat masukan makanan anakmengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
    Berikan makanan sedikit dan frekuensi seringmakan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan asupan nutrisi
    Observasi mual / muntah, flatus.gajala GI menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ
    Bantu anak melakukan oral higiene, gunakan sikat gigi yang halus dan lakukan penyikatan yang lembutmeningkatkan napsu makan dan pemasukan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut diperlukan bila jaringan rapuh / luak / perdarahan.
    Observasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, Eritrosit, Trombosit, Albuminmengetahui efektivitas program pengobatan, mengetahui sumber diet nutrisi yang dibutuhkan
    Berikan diet halus rendah serat, hindari makanan pedas atau terlalu asam sesuai indikasibila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi anak.
    Berikan suplemen nutrisi mis : ensure, Isocalmeningkatkan masukan protein dan kalori.


    Diagnosa Keperawatan

    Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan.
    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak menunjukan perubahan pola defekasi yang normal.
    Kriteria Hasil :
    • Frekuensi defekasi 1x setiap hari
    • Konsistensi feces lembek, tidak ada lender / darah
    • Bising usus dalam batas normal
    Intervensi :
    IntervensiRasional
    Observasi warna feces, konsistensi, frekuensi dan jumlah.membantu mengidentifikasi penyebab / factor pemberat dan intervensi yang tepat
    Auskultasi bunyi usus.bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.
    Hindari makanan yang menghasilkan gas.menurunkan distensi abdomen
    Berikan diet tinggi seratserat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestina
    Berikan pelembek feces, stimulant ringan, laksatif sesuai indikasi.mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi
    Berikan obat antidiare mis : difenoxilat hidroklorida dengan atropine (lomotil) dan obat pengabsorpsi air mis Metamucil.menurunkan motilitas usus bila diare terjadi


    Diagnosa Keperawatan

    Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.
    Kriteria Hasil :
    • Tanda – tanda vital dalam batas normal
    • Anak bermain dan istirahat dengan tenang
    • Anak melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
    • Anak tidak menunjukkan tanda – tanda keletihan
    Intervensi :
    IntervensiRasional
    Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jammanifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
    Observasi adanya tanda – tanda keletihan : takikardia, palpitasi, dispnea, pusing, kunang – kunang, lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tegangmembantu menetukan intervensi yang tepat
    Bantu anak dalam aktivitas diluar batas toleransi anak.mencegah kelelahan
    Berikan aktivitas bermain pengalihan sesuai toleransi anakmeningkatkan istirahat, mencegah kebosanan dan menarik diri


    Diagnosa Keperawatan

    Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder leucopenia, penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam infek tidak terjadi.
    Kriteria Hasil :
    • Tanda – tanda vital dalam batas normal
    • Leukosit dalam batas normal
    • Keluarga menunjukkan perilaku pencegahan infeksi pada anak
    Intervensi :
    IntervensiRasional
    Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jamdemam mengindikasikan terjadinya infeksi.
    Tempatkan anak di ruang isolasi bila memungkinkan dan beri tahu keluarga supaya menggunakan masker saat berkunjungmengurangi resiko penularan mikroorganisme kepada anak.
    Pertahankan teknik aseptik pada setiap prosedur perawatan.mencegah infeksi nosokomial
    Observasi hasil pemeriksaan leukosit.lekositosis mengidentifikasikan terjadinya infeksi dan leukositopenia mengidentifikasikan penurunan daya tahan tubuh dan beresiko untuk terjadi infeksi


    Evaluasi Keperawatan
    • Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
    • Mempertahankan asupan nutrisi adekuat dan berat badan stabil
    • Menunjukkan pola defekasi normal
    • Mengalami peningkatan toleransi aktivitas
    • Infeksi tidak terjadi